Wednesday, January 7, 2015

Kopi Jawa, Drip Vietnam, Buatan Jepang

     Its been a loooong time since my last post in this blog *nyapu-nyapu beranda yang berdebu. Lack of inspiration maybe, atau keterampilan menulis aja yang lagi mandeg. Jadi, di awal tahun 2015 ini saya memutuskan untuk menulis yang mudah-mudah saja. Haha, ngga jaminan juga bakalan konsisten kedepannya. Tulisan apa sih yang mudah-mudah? Review. Review tentang apaa saja, yang lama maupun yang baru. Klise? Ah, suka-suka saya dong, kan blog saya :P
     Okay, jadi di posting pertama di tahun 2015 ini saya mau mereview minuman yang belakangan ini jadi favorit saya. Kopi. Sebelumnya, im not really a coffee person. Minum kopi cuma sesekali banget. Itu pun kopi yang fancy-fancy macam The Ultimate-nya Bengawan Solo << masih favorit sih sampe sekarang, yang nota bene lebih banyak rasa lain-lainnya dari pada rasa riil kopinya. Di rumah sesekali bikin kopi sachet merk luwak White Coffee atau Kapal Api Java Latte.

Biji Kopi Kemasan Excelso dan JJ Royal beserta satu set coffee drip


     Berkat adanya perangkat coffee drip asal jepang merk Classic Coffee Drip di rumah, akhirnya saya mencicip kopi bentuk bijian merk Excelso Robusta Gold dan JJ Royal Robusta Java Monk. Di supermarket biasanya hanya tersedia dua varietas biji kopi yaitu robusta dan arabika. Saya memilih varietas robusta karena rasanya cenderung ke pahit daripada asam. Rasanya pahit pekat pada robusta yang kemudian menyebabkan harganya lebih murah. Konon katanya, semakin tinggi intensitas rasa pahit pada biji kopi, maka harganya lebih murah. Justru rasa pahit itu yang saya suka dari kopi robusta. Rasa asam pada kopi arabika less enjoyable di lidah, dan kurang ramah lambung bagi orang yang gampang kena maag seperti saya.
     Awal mencoba Classic Coffee Drip, saya menggiling kopi dengan grinder Phillips sampai teksturnya masih kasar. Teorinya supaya ampas kopi bertahan di dasar chamber dan tidak ikut menetes ke gelas. Hasilnya air menetes terlalu cepat dan jadilah secangkir espresso yang encer. Sempat kecewa karena mengira telah membeli drip abal-abal yang tidak bisa berfungsi dengan benar. Lalu saya search dan menemukan video orang yang membuat coffee drip dengan alat yang sama persis dengan yang saya beli. Dikatakan bila air menetes terlalu cepat atau terlalu lambar maka kemungkinannya biji kopi terlalu kasar atau terlalu halus, atau screw (pada coffe drip yang menggunakan screw) dikunci terlalu kencang atau kurang kencang. Karena drip yang saya gunakan tidak menggunakan screw, maka faktor yang bisa dicoba ulang adalah dengan mengubah tingkat kekasaran biji kopi.


Untuk sekali penyajian, 8 gr kopi terasa paling pas
Digiling sampai agak halus, cuma pake blender
Kopi menetes pelan, worth to wait
     Pada percobaan selanjutnya, saya menggiling kopi hingga lebih halus, tapi masih lebih kasar dari kopi tubruk. Hasilnya, tadaaa jadilan espresso kopi jawa dengan metode vietnam drip menggunakan drip buatan jepang. Kopi menetes pelan-pelan dengan konsistensi yang lebih kental dan warna lebih hitam. Diaduk bersama susu kental manis, hmm, nothing better than this. Jadi serasa ngopi di café yeay.
     Excelso tidak menyebutkan asal biji kopi robustanya, sementara JJ Royal menyebutkan asal biji kopi robustanya dari jawa tengah (biji kopi yang ditanam dan dipanen oleh biarawan di pegunungan di jawa tengah- begitu tulisan yang tertera di kemasannya). Ada perbedaan antara keduanya. Aroma excelso  berkesan smoky dengan campuran merica juga cokelat yang samar. Sementara aroma JJ Royal dominan aroma cokelat dan aroma mentega yang berkesan asin. Dari segi rasa JJ Royal lebih pahit. Tapi saya suka keduanya.
     Setelah bisa membuat kopi seperti ini di rumah, saya merasa ngga perlu lagi pergi ke café untuk secangkir kopi yang saya ngga bisa tentuin sendiri arabika atau robusta. Cuma satu kurangnya minum kopi enak di rumah sendiri, kurang wi-fi. :D

2 comments:

  1. saya juga baru nyoba2 naik tingkatan ke speciallity kopi, yang sudah di coba itu excelso robusta gold, JJ royal kopi mandheling organic (knp milih yg ini krn tulisan dikemasannya bilang prosesnya lbh diperhatikan, wlw kenyataannya lbh mahal dari yang biasa. saya tahunya waktu mau bayar. Knp begitu soalnya hypermartnya lagi beres2 mau renov jadi rada berantakan. itu juga tahu nya setelah bayar jg. kirain hypermart mau tutup huehehehe.) JJ royal kopi flores. klo mau tahu keterangan kopi excelso bisa di liat di http://excelso-coffee.com/coffee/#home. saya baru belajar menikmati kopi speciallity, jadi minumnya masih dicampur sama krimer huehehehe. oiya saya biasanya menggunakan cara tubruk dan french press/coffee press. sebisa mungkin sih pake cara yang benar wkt pake coffee press. dari segi timing. wlwpun harusnya suhu airnya musti diperhatikan. tapi berhubung ga ada termometer jadi maen di timing plus dihangatkan dulu coffee pressnya. hihihihi. tapi yang jelas ga pas mendidih saya tuang sih. tar kopinya jadi gosong, mnrt yg saya baca sih seperti itu. jadi didiamkan 1 ato 2 mnt. tapi klo buru2 ga gitu, cuma klo gelembung didihnya ilang baru tuang. hehehe. lbh buru2 lagi, tubruk mode on. hahaha.

    sekian dari saya yang baru nyoba naik tingkat. huehehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo :)
      Saya belum pernah pakai french press, mungkin hasilnya jadi kopi long black ya? Kalo mau coba-coba kopi murah tapi enak, coba deh main ke pasar terus cari toko kopi. Beli kopi yang bijian dengan harga murah (lebih murah dari yang merk2 he..), plus bisa tanya-tanya ke abangnya itu kopi dari mana dan jenisnya apa.

      Delete