Wednesday, March 4, 2015

WHAT IS LEFT AND WHAT IS RIGHT



Saya dulu puitis. Bengong sebentar di halaman fakultas kampus, lihat pohon gmelina terhembus angin dan menggugurkan daun-daunnya, jadi deh satu puisi. Melintas di pinggir danau kampus di sore hari yang mendung, jadi deh satu puisi lagi. Ngga percaya? Ini contohnya,



Sekarang, sulit sekali membuat puisi. Mencoba menulis deskripsi untuk masuk ke dalam cerita fiksi saja sulit. Jari-jari ini hanya lancar ketik-ketik ketika mengonsep surat resmi yang merupakan pekerjaan di kantor sehari-hari. Ketika saya melihat kumpulan puisi-puisi dan cerita-cerita yang dulu saya tulis dengan begitu mudahnya, seringkali saya tak percaya bahwa saya yang menulis itu. Saya lupa bahwa tulisan-tulisan itu bagian dari saya dan lupa hal-hal apa yang menginspirasi saya untuk menulisnya.


Jika memang teori dominasi otak kanan dan otak kiri benar, sepertinya saya telah berpindah teritori. Mungkin sebelumnya saya berkubang di otak kanan yang katanya lebih berperan dalam berkreativitas dan imajinasi, dan saat ini lebih banyak menggunakan otak kiri yang lebih berperan dalam logika dan berpikir analisis.

Penasaran, saya iseng-iseng ikut tes left or right brain di internet. Sila tanya google kalau mau coba test juga. Hasilnya sebagai berikut:

Both your right and left hemisphere seem to have reached a level of perfect harmony - rather than trying to dominant each other, they work together to create a unique and well-balanced "you". Your spontaneous, impulsive, and free-flowing right brain creates an exciting and adventurous world, while your left brain helps you make sense of it and keep track of everything.

When faced with a problem or a tough decision, you're not only able to break things down and make an informed and sensible choice, but you're also not afraid to go with your gut when necessary. You tend to express your individuality both in words and actions, and although you're perfectly comfortable running on a schedule or planning things ahead of time, there are occasions when you love to throw in a little spontaneity.

Your balanced outlook and approach to life creates a desire in you to not only understand the world, but to also take it in your hands and mold it as you see fit. With both your right and left hemispheres working together to guide you, you are able to understand yourself and life in general from so many wonderful perspectives.
 
Jadi, saya ngga dominan otak kiri atau otak kanan. Katanya seimbang, dan otak yang seimbang membuat saya kreatif sekaligus analitikal, bisa membedah persoalan dan menentukan penyelesaian yang logis, tapi kadang berani juga menentukan hanya dengan insting. Nyaman ketika menjalani aktivitas dengan jadwal yang tertata, tapi juga suka kalau sekali-sekali spontan.


Whatever, saya sebenarnya cuma ingin bisa lancar nulis puisi lagi. Ini membuat saya iri pada diri saya yang dulu.

Sebenarnya otak akan bekerja sesuai task yang disodorkan padanya. Ahli matematika, karena lebih sering itung angka-angka dan logika, maka otak kirinya akan dominan bekerja. Tapi bila si ahli matematika belajar piano dan tangga nada dengan tekun, maka otak kanannya akan dominan bekerja. Otak itu sendiri kan lebih rumit daripada sekedar organ yang bisa dibelah kiri dan kanan. Contohnya ketika mendengar orang berbicara, otak kiri akan memproses bahasa, sementara otak kanan akan memproses intonasi.

Tapi ketika saya berkata pada diri sendiri bahwa saya bisa berpuisi lagi kelak bila saya membuka diri untuk inspirasi, tiba-tiba saya ragu. Saya tak tahu caranya memulai lagi menjadi puitis. Dulu, saya tak perlu menentukan darimana dan bagaimana saya memulai, kata dan kalimat bergulir ringan menjadi indah begitu saja. Bila orang membuat hidup mereka menjadi indah dengan foto atau musik, maka saya ingin hidup saya menjadi indah dengan puisi, meski hanya di ranah privat. Jadi, yah, semoga saja..

No comments:

Post a Comment