Bangka adalah lokasi pertama yang
dinyatakan artis Sandra Dewi saat ia di tanya 5 favorit places to go, selain
Jepang dan Perancis.
Ada apa di Bangka? Dari segi
tempat yang bisa dikunjungi, di Bangka masih banyak pantai-pantai indah yang
belum terlalu komersil sehingga tidak kotor karena dikunjungi banyak orang,
atau pantai-pantai yang masih natural karena belum tersentuh resort modern.
Dari segi kuliner, banyak tempat-tempat yang sudah mendapatkan rekomendasi di sini dan di sana. Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang? Banyak juga, sebutlah
serangkaian jenis kerupuk, terasi, madu pahit, dan otak-otak.
Oleh-oleh spesial dari Bangka
yang akan di bahas disini adalah, salah satu yang dibahas di link artikel di
atas, yaitu martabak Acau. Siapa yang tidak kenal martabak? Semua orang
Indonesia pasti akrab dengan jenis makanan satu ini, yang sudah mengalami
banyak revolusi nama.
Di warung martabak Acau, tersedia
martabak asin maupun manis. Martabak asin/ telur yang kita kenal sekarang
adalah makanan yang berasal dari India. Jika ingin tahu lebih detil, silahkan
googling saja. Karena asal aslinya yang dari India, saya mengira bahwa keahlian
Mr. Acau sendiri bukan pada pembuatan martabak asin/ telur. Walaupun beliaulah
yang melayani pembeli martabak asin/telur. Dari namanya, kita tahu bahwa beliau
orang cina, atau keturunan cina paling tidak. Asal-usul keturunannya yang cina
ini lebih dekat dengan martabak manis. Martabak manis yang kita kenal sekarang
memiliki nama asli Hok Lo Pan, atau orang Bangka menyebutnya Kue Terang Bulan.
Bukan berarti terjemahan dari Hok Lo Pan adalah Kue Terang Bulan. Hok Lo Pan
berarti kue orang suku Hok Lo. Sementara Kue Terang Bulan lebih merujuk kepada
tampilan kuenya yang berbentuk lingkaran dan berwarna kuning terang. Persis
bulan di kala purnama.
Hok Lo sendiri merujuk kepada
salah satu suku Di Fujian Selatan, Cina Selatan. Suku Hok Lo memang salah satu
dari sekian banyak suku dari Cina yang bermigrasi ke Indonesia. Uniknya,
pembuat Hok Lo Pan ini bukanlah orang dari suku Hok Lo, melainkan dari suku
Khek. Fakta ini di angkat oleh Andrea Hirata melalui bukunya Maryamah Karpov
yang secara luwes menggambarkan bahwa Hok Lo Pan adalah kue yang "bisa
membuat lupa akan mertua" dan orang sekampung selalu berkerumun di sekitar
lapaknya, yang hanya buka sebentar karena persediaannya terlalu cepat habis dan
orang-orang miskin rela menabung dulu agar bisa beli. Bayangkan betapa dahsyatnya Hok Lo Pan itu.
Mengapa suku Khek memilih menamakan kue yang mereka buat sebagai kue
orang Suku Hok Lo? Mengapa tidak menamakannya dengan nama sukunya sendiri, yang
akan menjadi Khek Pan? Saya berpendapat, ini terkait dengan gengsi. Pada masa
dulu, Cina orang Khek adalah strata paling rendah secara ekonomi dibanding
suku-suku Cina lainnya di Belitung. Gengsi kue ini akan naik jika dinamai
dengan nama suku Cina yang stratanya lebih tinggi dibandingkan di beri nama
Khek Pan.
Baiklaah, saya sudah membuktikan
rasa Hok Lo Pan Acau yang sudah terkenal dimana-mana itu. Pesan yang simpel
saja, isi wijen. Pada dasarnya, saya bukanlah penggemar Hok Lo Pan. Karena rasa
dan teksturnya terlalu berat untuk lidah dan perut saya. Tapi ketika sepotong
Hok Lo Pan isi wijen Mr. Acau lenyap ke dalam mulut saya, ah, saya ingin
lagiiii. Manis susu, gurih mentega, dan wijen, begitu pas rasanya. Walaupun
sudah kenyang, saya ingin lagiii. Intip sedikit, apa sih yang membuat Hok Lo
Pan ini begitu enak? Menurut saya, butter Hj Wissman yang membuatnya spesial.
Jika Hok Lo Pan/martabak manis lain menggunakan minyak samin atau mentega
biasa, tentu saja kalah dibandingkan Hok Lo Pan Mr. Acau yang menggunakan
butter Hj Wissman sebagai komposisi campurannya.
Lapak Acau Martabak 89, looks humble.. |
Mr. Acau menguleni adonan mertabak telur |
Sambil menikmati Hok
Lo Pan hangat, saya berpikir-pikir. Martabak Acau ini sudah terkenal
dimana-mana, di rekomendasikan oleh hampir semua orang yang pernah ke Bangka.
Tetapi warungnya kecil dan sederhana. Sebagian besar ruangan digunakan sebagai
dapur. Nyaris tidak ada tempat untuk orang menikmati martabak di tempat.
Asistennya pun hanya 2 yang khusus menangani Hok Lo Pan. Sementara Mr. Acau
sendiri menangani martabak telur. Pergi kemana penghasilannya sehari-hari ya?
Dulu seinget saya, martabak Acau ini jualan pakai mobil pick-up apa salah orang yah?
ReplyDelete