Showing posts with label gaya hidup. Show all posts
Showing posts with label gaya hidup. Show all posts

Wednesday, September 2, 2015

yes, its WINDOWS shopping

Saya lumayan rada sering sih ya belanja online. Belanja make-up, belanja tas, dan belanja bodycare. Tapi kenapa mesti belanja online? Kenapa ngga langsung aja? Padahal kantor deket banget sama emol.

1. Karena sibuk? Justru karena ngga sibuk jadinya belanja online, haha.  Suntuk melototin peta atau excell di komputer, maka biasanya saya nyempet-nyempetin ngintip situs belanja atau jualan orang di instagram. Ibarat cuci mata deh. Lihat-lihat tas, baju, palet-palet eyeshadow. Atau cuci mata di instagram yang ‘kebetulan’ banyak jualan isinya. Kalo ada yg ditaksir banget, jadilah saya belanja.  Jadi ini semua dimulai dari kerjaan yang ngga sibuk-sibuk banget sampe bisa browsing dagangan orang di internet.

Monday, August 17, 2015

REVIEW: NGOPI DI BOGOR

Sebagai seorang yang mengaku menggemari kopi, saya mau ceritain empat tempat minum kopi di Bogor yang sudah saya jajal.

1. Rumah Kopi Ranin


















Rumah Kopi Ranin ada di Jalan Ahmad Sobana No. 22 A (orang-orang bilangnya Bangbarung atau Bantarjati). Waktu itu mampir kesini bukan karena sengaja mau nongkrong, tapi lagi pengeen banget ice coffee vietnam. Sebenernya kan di rumah punya drip, tapi ngga ada es batu, jadilah mampir aja kesini. Harganya kalo ngga salah 20 ribu rupiah. Lumayan mak jleb ya harganya, secara bisa aja bikin sendiri di rumah :D
Dekorasi cafenya sendiri didesain vintage, meja dari bekas mesin jahit, bangku-bangku bekas yang ngga seragam, yang sayangnya agak terlalu berantakan dan banyak berdebu. Waktu itu saya duduk di lantai dua, dekat music player. Sepi ngga ada pengunjung lain, dan saya bebas gede-kecilin volume musik di ruangan itu sampe pas sama kuping saya hehehe. 
Kalo yang mau serius ngopi, di sini bisa juga sih. Karena tersedia variant kopi yang lumayan banyak originnya. Juga sempet baca, ada sesi cupping (icip-icip kopi pake gelas kecil-kecil buat tau bedanya rasa/aroma kopi yang satu dari kopi yang lain).

Wednesday, January 7, 2015

Kopi Jawa, Drip Vietnam, Buatan Jepang

     Its been a loooong time since my last post in this blog *nyapu-nyapu beranda yang berdebu. Lack of inspiration maybe, atau keterampilan menulis aja yang lagi mandeg. Jadi, di awal tahun 2015 ini saya memutuskan untuk menulis yang mudah-mudah saja. Haha, ngga jaminan juga bakalan konsisten kedepannya. Tulisan apa sih yang mudah-mudah? Review. Review tentang apaa saja, yang lama maupun yang baru. Klise? Ah, suka-suka saya dong, kan blog saya :P
     Okay, jadi di posting pertama di tahun 2015 ini saya mau mereview minuman yang belakangan ini jadi favorit saya. Kopi. Sebelumnya, im not really a coffee person. Minum kopi cuma sesekali banget. Itu pun kopi yang fancy-fancy macam The Ultimate-nya Bengawan Solo << masih favorit sih sampe sekarang, yang nota bene lebih banyak rasa lain-lainnya dari pada rasa riil kopinya. Di rumah sesekali bikin kopi sachet merk luwak White Coffee atau Kapal Api Java Latte.

Biji Kopi Kemasan Excelso dan JJ Royal beserta satu set coffee drip

Wednesday, September 25, 2013

MELANKOLIA FOTO ISTIMEWA



Tulisan ini berawal dari sebuah foto; seorang laki-laki tua tersenyum lebar, dari ekspresinya ketika di foto, kita akan langsung tahu bahwa ia sungguh sangat gembira. Lalu, fotografer yang saya tak tahu namanya, menambahkan keterangan; foto itu ia ambil saat ia melakukan perjalanan di bagian utara Vietnam, dan laki-laki yang tersenyum lebar itu belum pernah di foto sebelumnya.
 
Photo by: Anonymous
Sambil menatapi foto itu, saya mengkhayalkan situasi ketika sang fotografer mengarahkan kamera pada si kakek, si kakek tersenyum lebar, lalu sang fotografer memamerkan hasil jepretannya pada layar kamera digital, meminta alamat si kakek, dan berjanji akan mengirimi hasil cetakannya nanti. Mungkin si kakek menawarkan sang fotografer untuk istirahat sejenak di rumahnya, mungkin juga tidak. Mungkin si kakek pulang ke rumahnya dengan hati sumringah, membayangkan rasanya punya selembar foto yang bisa ia simpan. Bisa jadi kenang-kenangan untuk anak dan cucunya.

Foto ini membuat saya melankolis. Seperti ketika saya melihat foto-foto tua dengan warna hitam putih yang telah menguning. Masa-masa ketika orang tua saya masih anak-anak atau remaja, kamera tentu saja benda luar biasa mewah yang tak pernah terpikirkan untuk dimiliki sendiri. Jadi ketika ibu saya menunjukkan beberapa fotonya di masa remaja, saya menjadi melankolis karena membayangkan bagaimana foto itu diambil. 

Monday, May 28, 2012

Doa-nya Roker Mania


Setiap pagi dan sore, dalam perjalanan saya menuju tempat bekerja, saya selalu disuguhi pemandangan yang sama; kereta rel listrik (KRL) Jakarta – Bogor yang gerbongnya penuh berdesakan, hingga pintu KRL AC tidak bisa ditutup atau hingga naik ke atap dan bergelantungan di pintu KRL ekonomi.

Bagi saya, hal itu adalah sebuah pemandangan. Karena saya selalu melihatnya dari sisi seberang. Ketika pagi, saya berdiri di peron KRL arah Bogor, dan melihat betapa membludaknya para komuter yang bekerja ke Jakarta. Ketika sore, saya kembali ke Jakarta, dan melihat wajah-wajah yang telah berubah lelah, berdesakan di kereta untuk pulang. Untuk kembali ke rutinitas yang sama keesokan harinya.

Photo: Me

Dalam jarak itu, terlintas di pikiran saya, bahwa para komuter ini yang setia berkereta untuk berangkat dan pulang kerja (mereka juga saya menamakan diri kami roker- rombongan kereta), adalah manusia-manusia yang mau tak mau, harus dan bisa menaklukan trauma dan rasa takut, lalu beradaptasi.

Friday, January 20, 2012

Expensive Word: 'I Do'

This evening, after I arrange my files in order on my desk (and at least I can see it’s surface), I found these wedding invitation cards. These cards already expired and I’m about to throw it to trash bin until I realize that these cards are really beautiful. With all those colorful ribbon, soft glossy paper, sparkling dust, and golden ink letters. I don’t need it anymore, but it’s too beautifull to throw away.


I think, maybe those kind of invitation cards is a common mistake in Indonesian wedding ceremony. I said a mistake because, “Why people have to spend a lot of money for a card that have a very short life cycle?”

Saturday, October 1, 2011

GADGET

    Suatu kali, pesawat sudah siap terbang, tetapi masih juga belum jalan. Pengumuman bahwa pintu ditutup juga sudah, tetapi masih juga menunggu sesuatu. Tunggu-tunggu, lalu datanglah seorang laki-laki, berpenampilan rapi, memakai headset, tangan kanan menggenggam dua buah handphone, tangan kiri membawa tas laptop, dan di punggung tas ransel. Gegas ia menuju kursi paling belakang, mengatur bagasi kabinnya, lalu duduk. Ow, jadi ini orang penting yang ditunggu-tunggu.
Peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman, meluruskan tegakan kursi, melipat meja, membuka penutup jendela, dan mematikan handphone sudah terdengar. Tetapiii, laki-laki ini masih sibuk dengan handphone beri hitamnya, dengan smartphone lainnya, dengan headsetnya. Satu kali, awak kabin mengingatkan untuk mematikan gadget-gadgetnya, ia berkata sudah di airplane mode. Dua kali, awak kabin melintas, dan kembali mengingatkan bahwa tetap harus dimatikan. Ketiga kali awak kabin sampai menunggunya untuk mematikan semua gadgetnya.
   Setelah membuat pesawat menunggu, apa kali ini ia ingin membuat pesawat gagal lepas landas?
   Lampu tanda sabuk pengaman masih menyala, pesawat lepas landas menuju ketinggian jelajah, laki-laki ini gelisah mengetuk-ngetuk jarinya, mengambil kartu informasi di kantung kursi, membolak-balik, lalu meletakannya kembali, melihat jam tangan, lalu mengetuk-ngetuk jari lagi.