Friday, January 20, 2012

Expensive Word: 'I Do'

This evening, after I arrange my files in order on my desk (and at least I can see it’s surface), I found these wedding invitation cards. These cards already expired and I’m about to throw it to trash bin until I realize that these cards are really beautiful. With all those colorful ribbon, soft glossy paper, sparkling dust, and golden ink letters. I don’t need it anymore, but it’s too beautifull to throw away.


I think, maybe those kind of invitation cards is a common mistake in Indonesian wedding ceremony. I said a mistake because, “Why people have to spend a lot of money for a card that have a very short life cycle?”

Tuesday, January 10, 2012

SEABAD DI BOGOR

Mampir ke Gedung 1 Abad

Gedung Direktorat Jenderal Planologi Kementerian Kehutanan, yang terletak di Jln. Juanda No. 100 (persis di seberang pintu utama Kebun Raya Bogor), adalah salah satu bangunan peninggalan Belanda. Tahun ini, usianya menginjak satu abad (1912-2012). Bangunan peninggalan Belanda lainnya yang seusia adalah gedung yang juga diokupasi oleh Kementerian Kehutanan, yaitu Gedung Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Klik disini untuk lebih jauh mengenal Bogor.

Saturday, December 10, 2011

whats behind it?

Mungkin tulisan ini, memiliki sisi-sisi kontradiktif dengan tulisan sebelumnya di sini. Namun, seperti nama blog ini, otak memang seperti taman labirin yang mewujud liku dan kelok dimana tercipta sudut dan ruang tak terduga, sebuah ketersesatan yang menyenangkan.
Semoga anda tak bosan dengan bahasan ‘memberi dan menerima’, aktivitas lazim bagi manusia sebagai makhluk sosial. Namun, entah karena perkembangan kemanusiaan yang semakin individualis dan pamrih, aktivitas ini menjadi unik dan spesial. Memberi dan menerima menjadi memiliki nilai prestise lebih kini. Entah siapa yang memulai. Entah mass unconciusness atau mass media yang memberikan prestise pada aktivitas (memberi) ini. Padahal, sekali lagi, aktivitas ini bisa dikatakan basic bagi manusia sebagai makhluk sosial.
Sebutlah serangkaian reality show televisi yang menjadikan aktivitas memberi dan menerima sebagai konsep utama, mulai dari memperbaiki rumah yang bobrok, mengetes kedermawanan orang-orang dengan meminta tolong, atau ikut tinggal dan bekerja dengan orang yang dianggap tak punya, dan mungkin ada lagi yang lain. Acara ini nampak mengemban semangat berbagi yang positif, meski jika dilihat dari sisi yang lain, juga nampak mengeksplotasi kemiskinan untuk mencari keuntungan. Anda berdiri di sisi yang mana, silahkan putuskan sendiri.

Wednesday, November 30, 2011

Oleh-oleh Dari Bangka

Bangka adalah lokasi pertama yang dinyatakan artis Sandra Dewi saat ia di tanya 5 favorit places to go, selain Jepang dan Perancis.
Ada apa di Bangka? Dari segi tempat yang bisa dikunjungi, di Bangka masih banyak pantai-pantai indah yang belum terlalu komersil sehingga tidak kotor karena dikunjungi banyak orang, atau pantai-pantai yang masih natural karena belum tersentuh resort modern. Dari segi kuliner, banyak tempat-tempat yang sudah mendapatkan rekomendasi di sini dan di sana. Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang? Banyak juga, sebutlah serangkaian jenis kerupuk, terasi, madu pahit, dan otak-otak.
Oleh-oleh spesial dari Bangka yang akan di bahas disini adalah, salah satu yang dibahas di link artikel di atas, yaitu martabak Acau. Siapa yang tidak kenal martabak? Semua orang Indonesia pasti akrab dengan jenis makanan satu ini, yang sudah mengalami banyak revolusi nama.
Di warung martabak Acau, tersedia martabak asin maupun manis. Martabak asin/ telur yang kita kenal sekarang adalah makanan yang berasal dari India. Jika ingin tahu lebih detil, silahkan googling saja. Karena asal aslinya yang dari India, saya mengira bahwa keahlian Mr. Acau sendiri bukan pada pembuatan martabak asin/ telur. Walaupun beliaulah yang melayani pembeli martabak asin/telur. Dari namanya, kita tahu bahwa beliau orang cina, atau keturunan cina paling tidak. Asal-usul keturunannya yang cina ini lebih dekat dengan martabak manis. Martabak manis yang kita kenal sekarang memiliki nama asli Hok Lo Pan, atau orang Bangka menyebutnya Kue Terang Bulan. Bukan berarti terjemahan dari Hok Lo Pan adalah Kue Terang Bulan. Hok Lo Pan berarti kue orang suku Hok Lo. Sementara Kue Terang Bulan lebih merujuk kepada tampilan kuenya yang berbentuk lingkaran dan berwarna kuning terang. Persis bulan di kala purnama.

Saturday, November 5, 2011

cita-cita kota

Gembel dan pengemis (gepeng) mungkin sudah menjadi keseharian yang menjadi bagian dari aktivitas masyarakat di kota besar. Di Jakarta, mereka nyaris ada di mana-mana. Di perempatan jalan, berkeliling dari satu mobil ke mobil lain di tengah kemacetan, duduk di jembatan penyeberangan, atau menyusuri gerbong demi gerbong kereta rel listrik. Bagaimanapun, Jakarta, si kota sejuta mimpi, tak bisa menghindari kehadiran orang-orang yang berangan-angan bisa merubah nasib, juga tak bisa melawan ketika slum area bertumbuhan sama cepatnya dengan pembangunan mall dan jalan layang.

Ketika bulan Ramadhan tiba, entah dari mana populasi gepeng di hari-hari puasa bertambah. Bukan hanya di tempat-tempat biasa, di bulan Ramadhan konsentrasi keberadaan mereka hingga di halaman masjid-masjid besar dan pemakamam. Bulan ibadah bagi umat muslim itu menjadi momen bagi gepeng untuk menambah penghasilan, terutama di kota besar seperti Jakarta. Penerimaan warga Jakarta terhadap kehadiran mereka pun beragam. Para pengguna jembatan penyeberangan biasanya risih dengan kehadiran mereka di sepanjang jembatan. Begitu pula pengguna jalan raya yang kerap di hampiri ketika berhenti di perempatan lampu merah. Ada pula yang dengan senang hati memberi koin lima ratus atau seribu bahkan memberi tambahan roti dan minuman, sedekah, katanya.

Monday, October 10, 2011

Berapa Usia yang Ideal?

ingin ku pinang dirimu  
mau ah aku mau   
tunggu cukup usia dulu  
agar bahtera kita bahagia selamanya  
jangan hamil cepat-cepat  
jangan lahir rapat-rapat 
agar bayi lahir sehat 
dan ibu selamat  
dua anak lebih baik
   lirik jingle dan tagline iklan di atas, kerap terdengar di sela-sela iklan komersial televisi. Iklan tersebut adalah kampanye BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) agar tidak menikah dini, tidak hamil di usia muda, dan tidak memiliki anak yang terlalu banyak.
   Lalu, usia berapa yang ideal untuk menikah? Undang-undang perkawinan, No. 1 Tahun 1974 (74! betapa uzurnya undang-undang ini) mengatur usia minimal menikah untuk perempuan 16 tahun dan pria 19 tahun. Tetapi, saya berpendapat, di zaman ini usia tersebut masihlah sangat muda. Apalagi untuk si perempuan hamil dan mempunyai anak. Hati-hati menikah di bawah usia minimum tersebut, berarti pelanggaran hukum. Mungkin Anda ingat kasus Syekh Puji yang menikahi perempuan berusia 12 tahun dan diproses secara hukum. Selain untuk melindungi perempuan dari eksploitasi terhadap anak dan melindungi hak-hak reproduksi perempuan, adakah alasan lain yang membuat BKKBN repot-repot menganjurkan warganya untuk hamil tidak cepat-cepat, lahir tidak rapat-rapat, dan anak tidak banyak-banyak?
   Ada! Yaitu, karena nilai indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah, yaitu di peringkat 110 dari 169 negara di dunia dan masuk ke kategori medium human development. Alias, satu kategori di atas low human development.

Saturday, October 1, 2011

GADGET

    Suatu kali, pesawat sudah siap terbang, tetapi masih juga belum jalan. Pengumuman bahwa pintu ditutup juga sudah, tetapi masih juga menunggu sesuatu. Tunggu-tunggu, lalu datanglah seorang laki-laki, berpenampilan rapi, memakai headset, tangan kanan menggenggam dua buah handphone, tangan kiri membawa tas laptop, dan di punggung tas ransel. Gegas ia menuju kursi paling belakang, mengatur bagasi kabinnya, lalu duduk. Ow, jadi ini orang penting yang ditunggu-tunggu.
Peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman, meluruskan tegakan kursi, melipat meja, membuka penutup jendela, dan mematikan handphone sudah terdengar. Tetapiii, laki-laki ini masih sibuk dengan handphone beri hitamnya, dengan smartphone lainnya, dengan headsetnya. Satu kali, awak kabin mengingatkan untuk mematikan gadget-gadgetnya, ia berkata sudah di airplane mode. Dua kali, awak kabin melintas, dan kembali mengingatkan bahwa tetap harus dimatikan. Ketiga kali awak kabin sampai menunggunya untuk mematikan semua gadgetnya.
   Setelah membuat pesawat menunggu, apa kali ini ia ingin membuat pesawat gagal lepas landas?
   Lampu tanda sabuk pengaman masih menyala, pesawat lepas landas menuju ketinggian jelajah, laki-laki ini gelisah mengetuk-ngetuk jarinya, mengambil kartu informasi di kantung kursi, membolak-balik, lalu meletakannya kembali, melihat jam tangan, lalu mengetuk-ngetuk jari lagi.

Friday, September 23, 2011

Labirin

karena labirin di dalam kepala,
sering kali membawa ke tempat-tempat dan hal-hal tak terduga ..